MITOS LAWANG SEWU
sumber : ejawantah wisata
Lawang Sewu merupakan salah satu ikon pariwisata Jawa Tengah yang terletak di tengah-tengah Kota Semarang. Lokasi Lawang Sewu berada di jalan Pemuda Komplek Tugu Muda, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
Setiap ruang di area Lawang Sewu rata-rata memiliki tiga pintu depan, belakang, dan samping. Pada pintu samping ini kita bisa memandang lepas dari ujung ruangan ke ujung ruangan lainnya. Lawang Sewu terdiri atas dua bangunan. Bangunan Lawang Sewu induk berada disebelah barat berbentuk L, dengan sudutnya yang menghadap Tugu Muda, dimana dulunya merupakan taman Wilhelmina. Disudut itulah terdapat pintu masuk yang diapit oleh dua menara dengan menara yang bagian atasnya membentuk copula bersegi delapan bertudung kubah.
Lawang Sewu yang memiliki arti harafiah Pintu Seribu, memang bangunan Lawang Sewu ini memancarkan keindahan fenomena kemegahan bangunan bergaya art deco. Lawang Sewu yang memiliki banyak pintu dan histori cerita yang melekat dalam pikiran masyarakat Indonesia dan Internasional ini, selalu membuat rasa penasaran bagi setiap individu yang melintas di lokasi Tugu Muda Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
Dengan menimbulkan sejuta pertanyaan dalam hati bagi setiap yang memandangnya dari dekat. Setiap sudut bangunan Lawang Sewu menampakan sebuah seni gaya arsitektur yang indah. Namun, terus terang dalam benak penulis timbul suatu pertanyaan, "mengapa halaman Lawang Sewu tidak dipergunakan sebagai lahan parkir kendaraan pengunjung?".
Ternyata jawaban yang penulis dapatkan dari seorang guide Lawang Sewu, bangunan Lawang Sewu ini dibangun tanpa tulang besi pada tiangnya. Namun, dari setiap pengikatnya tiangnya gaya arsitek digedung ini menggunakan batu granit sebagai penahannya denga ketebalan tiang yang cukup tebal, dengan bahan dasar bangunan pilihan yang bersumber dari tanah yang berada di daerah Indonesia. Banyak ilmu yang penulis dapatkan pada setiap perjalanan wisata ke setiap objek wisata.
Menelusuri area Lawang Sewu paling enak kita menggunakan guide yang telah disediakan oleh pihak pengelola gedung Lawang Sewu ini. Hal ini akan membawa kita ntuk merasakan dan mendapatkan segala informasi yang sangat berharga di area lokasi Lawang Sewu.
Tidak jauh dari area pembayaran tiket masuk Lawang Sewu kita akan menemukan sebuah bangunan, dimana didalamnya terdapat sebuah sumur bor yang memiliki kedalaman 1000 m. Dari informasi yang penulis dapatkan bahwa sumur bor tersebut berfungsi untuk memenuhi kebutuhan aktifitas yang terdapat di area Lawang Sewu pada jaman dulu.
Memasuki pintu gerbang yang terbuat dari besi yang berwarna hitam penulis dan peserta mulai menelusuri sebuah loket tiket masuk untuk berkordinasi dengan pengurus dan guide Lawang Sewu untuk membawa dan mengarahkan para peserta wisata yang penulis bawa dapat menikmati perjalanan wisata di Lawang Sewu dengan mendapatkan informasi edukatif dari setiap objek yang akan kita lalui di Lawang Sewu.
Harga Tiket Lawang Sewu
Lawang Sewu buka dari jam 07.00-21.00 WIB. Harga tiket masuk Lawang Sewu terdiri dari
Dewasa : Rp. 10.000,-
Anak-anak (3-12 tahun) : Rp. 5.000,-
Pelajar : Rp.5.000,-
Nah, bagi para sahabat Ejawantah Wisata yang akan melakukan perjalanan wisata menuju Objek Wisata Lawang Sewu dapat membeli tiket masuk di depan pintu gerbang masuk halaman Lawang Sewu dengan harga yang tercantum diatas.Lawang Sewu merupakan salah satu objek wisata syarat akan sebuah mitos cerita mistis di dalam area gedungnya. Terutama pada saat menjelang malam tiba, oleh sebab itu pihak pengelola gedung Lawang Sewu membuka kunjungan sampai dengan jam 21.00 WIB.
Memperhatikan bangunan tua Lawang Sewu dengan menelusuri setiap gedung yang terdapat di dalam area Lawang Sewu, maka kita akan mendapatkan pengarahan dan petunjuk dari sebuah peta yang terpajang dilokasi gedung Lawang Sewu tersebut.Peta penunjuk arah alur kunjungan Lawang Sewu akan mempermudah kita untuk menelusuri setiap objek yang dapat kita kunjungi di area Lawang Sewu tersebut, dan membuat kita akan merasa aman dan nyaman, karena tidak akan bertabrakan dengan pengunjung lain dari arah yang berlawanan.
Sejarah Lawang Sewu............
Dari informasi yang penulis dapatkan dilokasi Lawang Sewu. Lawang Sewu dirancang oleh arsitek C.Citroen dari Firma J.F. Klinkhamer dan B.J. Quendag pada awal abad ke-20 untuk perusahaan kereta api pertama di Jawa yang dikenal Nederlands Indichs Spoorweg Maatschappij (NIS). Lawang Sewu ini dibangun pada tahun 1904 dan proses pembangunan Lawang Sewu memakan waktu selama 3 tahun.
Pengunaan bangunan Lawang Sewu diresmikan pada tanggal 1 Juli 1907. Di depan Lawang Sewu dulunya sebagai tempat melintas rel trem Kota Semarang, jurusan Bulu - Jombang. Setelah kemerdekaan bangunan Lawang Sewu dipergunakan untuk kantor Jawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) atau sekarang kita kenal dengan nama PT. Kereta Api Indonesia
Hal ini dapat kita jumpai dihalaman depan area Lawang Sewu sebuah lokomotif kereta api kuno dan disalah satu ruang pamer yang terdapat di dalam sebuah gedung halaman belakang yang terdapat di area Lawang Sewu. Dimana kita akan menemukan sebuah peralatan untuk mengatur jalur lintas kereta api.
Selain itu Lawang Sewu pernah digunakan sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV / Diponegoro ) dan Kantor Wilayah (kanwil) Departemen Perhubungan Jawa Tengah.
Informasi menarik yang penulis temukan di Lawang Sewu ini, ternyata Lawang Sewu ini tidak memiliki jumlah pintu seribu. Karena bangunan Lawang Sewu ini memiliki banyak pintu dan ruangan, maka dengan niatan untuk mempermudah ingatan terhadap bangunan ini, maka dinamakan Lawang Sewu.
Tapi ini baru menurut informasi yang penulis dapatkan dari rekan guide Lawang Sewu. Bukan berarti penulis telah melakukan pembuktian dengan menghitung jumlah pintu yang terdapat di gedung area Lawang Sewu. He......x9
Saran penulis pada saat kita berada di area Lawang Sewu, jangan pernah mencoba untuk menghitung sendiri secara kovensional jumlah pintu yang terdapat di dalam area gedung Lawang Sewu ini. Karena hal ini akan menyebabkan kita terbawa dan merasakan fenomena penyakit kebiasaan manusia pada umumnya, yaitu "lupa" dan "malas". Iya itulah jawaban yang selalu penulis dapatkan dari setiap rekan yang penulis tanyakan. Sahabat berkenan untuk melakukan penghitungan jumlah pintu sendiri secara konvesional di area gedung Lawang Sewu. He...x9.
Hal ini membuat pemikiran penulis untuk melihat kebelakang sejenak untuk menyelaraskan pikiran dengan realita sejarah nyata, bahwa sejak lama bangsa Indonesia, sudah diperkenalkan oleh pihak Belanda dengan sebuah tekhnologi pengeboran sumur untuk menemukan mata air dalam memenuhi kebutuhan aktifitas di area gedung Lawang Sewu pada jaman penjajahan.
Pada masa penjajahan Lawang Sewu memiliki catatan sejarah tersendiri bagi bangsa Indonesia, yaitu ketika berlangsungnya peristiwa Pertempuran Lima Hari di Kota Semarang ( 14 Oktober - 19 Oktober 1945). Lawang Sewu yang merupakan saksi bisu pertempuran hebat antara pemuda Angkatan Muda Kereta Api Melawan Kempetai (AMKA) dan Kidobutai dari Jepang. Banyak pejuang yang gugur di medan pertempuran ini.
Prasasti
Informasi yang penulis dapatkan dari seorang pemandu Lawang Sewu, pertempuran lima hari tersebut memakan banyak korban jiwa di area gedung Lawang Sewu yang mayatnya dibuang di belakang kali dan ruang bawah tanah Lawang Sewu. Namun, telah dilakukan penelusuran di area Lawang Sewu ini, sisa atau pun bekas mayat korban pertempuran di area ini tidak satu mayat pun ditemukan. Dan..... dari hasil penelitian dan penelusuran hanya 6 mayat jenasan yang ditemukan dan dikebumikan di halaman depan Lawang Sewu, tepat dibawah prasati yang terletak di depan banguan Lawang Sewu.
Namun, pendapat penulis secara pribadi. Terlepas dari sebuah cerita kebenaran yang terdapat di bawah tugu prasati tertanam enam mayat pejuang pertemuran lima hari Kota Semarang pada tahun 1945. Prasati ini merupakan sebuah simbol semangat dan komitmen para pemuda Kereta Api pada saat itu untuk sebuah jati diri bangsa yang mempertahankan kemerdekaan bangsanya dari penjajahan.
Dengan meilihat suatu peristiwa besar dan bersejarah, maka Pemerintah Kota Semarang mengeluarkan SK Wali Kota 650/50/1992, untuk memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bagunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi dan dilestarikan.
RUANG BAWAH TANAH LAWANG SEWU...............
Pintu Ruang Bawah Tanah Lawang Sewu
Selain banyak pintu, Lawang Sewu memiliki keunikan yang lainnya yaitu adanya ruang bawah tanah di setiap gedung di area Lawang Sewu. Informasi yang penulis dapatkan dari sahabat pemandu Lawang Sewu, pada awalnya ruang bawah tanah ini digunakan untuk sistem pengolahan air limbah dan juga untuk mendinginkan bangunan dengan mengisi air pada bak-bak yang ada.
Secara logika pikiran sederhana hal ini tentu ada benarnya, terlihat dari pipa-pipa yang tersusun secara beraturan, dengan berbagai macam ukuran. Namun, pada zaman penjajahan Jepang, ruang bawah tanah ini dijadikan penjara dengan membuat sekat-sekat seukuran satuan tubuh orang dewasa yang jongkok. Bisa kita bayangkan, dengan udara pengap dan air menggenang betapa tersiksanya para tahanan itu di tempatkan di penjara bawah tanah ini.
Ruang bawah tanah Lawang Sewu, kini dijadikan lokasi objek wisata tersendiri, terutama lokasi bawah tanah yang terletak di gedung belakang area Lawang Sewu. Pada saat penulis kembali seorang diri tanpa dengan peserta wisata. Penulis diarahkan dengan pemandu Lawang Sewu ke area belakang gedung Lawang Sewu.
LAWANG SEWU DAN MITOS MISTIS........
Menyusuri selasar lantai satu dan mencoba menghentakkan kaki, secara perlahan penulis mendengar suara yang mengindikasikan ada sebuah ruangan yang terdapat rongga kosong dibawahnya. Namun, untuk memasuki ruangan bawah tanah di area belakang gedung Lawang Sewu kita tidak perlu merasa takut. Karena ruang bawah tanah ini telah dilengkapi dengan lampu penerangan yang dapat diatur pencahayannya.
Nah....... bagi para sahabat yang akan merasakan uji nyali dan memilik nyali besar bisa mengunjungi objek wisata ruang bawah tanah Lawang Sewu dan dapat merasakan serta menyentuh dimensi dunia lain dengan saling menyapa dan berkenalan. Maka, ruang bawah tanah gedung Lawang Sewu yang berlokasi di area belakang merupakan objek yang tepat, sebagai objek "Wisata Dua Alam".
Suasana dan aroma mistis yang dapat kita rasakan pada saat menuruni setiap anak tangga pada saat menuju keruang bawah tanah Lawang Sewu sudah kita dapat rasakan pada saat pertama kali kita menginjakan kaki di depan pintu masuk menuju lokasi bawah tanah.
Kita akan mendapatkan pendamping di lokasi bawah tanah ini dari pengelola gedung Lawang Sewu. Dan kita akan di pertanyakan kepada petugas ntuk kapasitas penerangan lampu yang akan kita butuhkan pada saat akan menelusuri ruang bawah tanah Lawang Sewu.
Bersama rombongan wisata lainnya, penulis menelusri ruang bawah tanah dengan cahaya penerangan yang sangat minim, dan sebagai pengganti cahaya kami bersepakat untuk menggunakan hanya lampu senter saja yang disediakan oleh pengelola wisata Lawang Sewu.
Secara perlahan dan pasti penelusuran ruang bawah tanah Lawang Sewu berjalan dengan santai. Dari setiap langkah dan pandangan mata kita, tentu akan mengarahkan pikiran kita untuk melihat dan merasakan apa yang terdapat di dalam ruang bawah tanah Lawang Sewu.
Air yang tergenag dalam lorong ruang bawah tanah Lawang Sewu penulis perhatikan secara sesakma dengan beberapa lampu senter rekan-rekan dalam rombongan. Ternyata air yang terdapat di bawah tanah ini sangat jernih sekali. Dan anehnya dilokasi ruang bawah tanah ini, penulis beserta rekan-rekan rombongan wisata tidak merasakan satu gigitan nyamuk satu pun.
Secara logika, nyamuk itu memiliki potensi pengembangbiakan di area yang lembab dan terdapat genangan air. Namun, selama dilokasi ini jarang sekali penulis dan rekan-rekan lainnya menemukan hal tersebut. Mungkin hal ini merupakan suatu kebetulan saja yang dialami penulis bersama rombongan.
Pada saat penulis bersama rekan-rekan rombongan berhenti di salah satu titik pemberhentian ruang bawah tanah Lawang Sewu, maka pemandu wisata ruang bawah tanah Lawang Sewu memberitahukan kepada kami lokasi yang pernah dipergunakan untuk pengambilan syuting film "uji nyali".
Pada sat itulah penulis merasakan suatu fenomena alam yang sangat berbeda. Aroma asing datang menghampiri hidung penulis dengan dibarengi suasana bulu roma terbagun. Namun, ada beberapa peserta yang tidak merasakan hal serupa, malah mereka asyik dengan segala ketajubkannya bisa sampai dilokasi syuting film "uji nyali".
Tanpa sepengetahuan peserta wisata lainnya, dan tertangkap mata oleh penulis, seorang pemandu yang bersama kami melakukan interaksi dengan alam astral disekitar kami. Namun, hal ini tidak sempat penulis abadikan dalam sebuah bingkai lukisan kejadian di photo. Karena posisi baterai kamera penulis sudah tidak mampu untuk diajak mengabadikan gambar lagi.
Dari pengalaman penulis menelusuri Lawang Sewu, penulis berharap bila kita akan melakukan wisata di ruang bawah tanah Lawang Sewu sebaiknya memeriksakan diri dulu ke dokter pribadi atau pun dokter umum. Hal ini agar kita dapat mengetahui kepemilikan penyakit jantung kita. Apakah jantung kita masuk katagori lemah atau tidak, dan memiliki potensi penyakit jantung.
Melakukan wisata lorong bawah tanah Lawang Sewu kita akan benyak lebih tahu sebuah cerita mitos masyarakat setempat, bukan saja menikmati pesona geung Lawang Sewu yang indah, namun, kita juga dapat merasakan sebuah atmosfer yang berbeda.
Dimana pengetahuan yang baru tentang cerita mitos masyarakat tentang ruang bawah tanah Lawang Sewu dapat kita ketahui secara pribadi tanpa harus tibul suatu pertanyaan kembali, tentunya sebuah cerita pengalaman pribadi memiliki tujuan tersendiri dari setiap pengalaman perjalanan yang akan kita terima dan dibawa dalam kehidupan kita sehari-hari.
Mitos merupakan suatu kepercayaan. Dan kepercayaan seperti itu tidaklah memaksa. Namun, mitos cerita tentang ruang bawah tanah Lawang Sewu tentang kebradaan makhluk asral adalah benar. Karena secara logika keimanan bila suatu ruangan yang tidak di huni dan diramaikan dengan suatu kegiatan manusia, maka akan ada penghuni lainnya yang menempati ruangan tersebut. Apalagi ruang bawah tanah ini merupakan ruangan yang lembab.
Saran penulis agar kita tidak perlu meyakini mitos, karena sebuah mitos akan mendekatkan diri kita pada perbuatan syirik (menduakan Tuhan). Ada baiknya bila kita hanya sekedar cukup percaya dan menghormati tanpa harus meyakini. Agar kita tidak terjerat dalam permainan mitos itu sendiri.
Bila kondisi tubuh kita dalam keadaan sehat dan bugar, barulah kita melakukan wisata malam di area gedung Lawang Sewu, khususnya wisata ruang bawah tanah Lawang Sewu. Anda ingin mencoba wisata bawah tanah Lawang Sewu ?
O ya, untuk informasi pemandu wisata di area Lawang Sewu terdapat dua area dan ini berbeda menurut fungsi dan tugasnya. Untuk pemandu wisata ruang bawah tanah Lawang Sewu, kita akan dikenakan biaya admistrasi tersendiri untuk biaya pemandunya.
Dan untuk pemandu wisata area Lawang Sewu yang bukan bertugas di kawasan ruang bawah tanah biasanya penulis memberikan tips atas pengusaan bidang ilmu pengetahuan yang dikusainya, dan pelayanan dalam memberikan solusi serta jawaban atas setiap service kepada tamu wisatawan yang penulis bawa ke objek wisat Lawang Sewu. Karena sejumlah nilai uang tidak akan pernah sebanding atau sama dengan impas dengan informasi yang kita dapatkan dalam perjalanan wisata yang membuat sebuah nilai edukatisi. Dan hal ini tergantung setiap diri kita yang akan menyikapinya.
Title : Menguak Mitos Lawang Sewu
Description : MITOS LAWANG SEWU sumber : ejawantah wisata Lawang Sewu merupakan salah satu ikon pariwisata Jawa Tengah yang terletak di tengah-teng...
Description : MITOS LAWANG SEWU sumber : ejawantah wisata Lawang Sewu merupakan salah satu ikon pariwisata Jawa Tengah yang terletak di tengah-teng...
dari dulu pengen ke Lawang Sewu gk keturutan :/
BalasHapusane juga pengen kesana gan :v
HapusPrediksi Togel Sgp Mbah Bonar 21 Desember 2019 <a href="https://indextogel.org/prediksi-togel/prediksi-togel-sgp-mbah-bonar-21-desember-2019/ > Ayo Pasang Angka Keberuntunganmu hari ini </a> Gabung sekarang dan Dapatkan Potongan Setiap Hari !!!
BalasHapus